Program-Program di Taman Nasional Gunung Leuser
Program Konservasi dan Rehabilitasi Ekosistem
Balai Besar TNGL secara rutin menjalankan program restorasi ekosistem untuk memulihkan lahan yang terdegradasi akibat aktivitas ilegal seperti penebangan dan perambahan. Misalnya, inisiatif ini melibatkan penanaman pohon hutan endemik untuk mengembalikan habitat satwa liar, dengan kolaborasi mitra seperti YSOL-OIC, WCS-IP, dan FKL. Pada tahun 2025, program ini berhasil merehabilitasi lahan yang sebelumnya dikuasai kebun ilegal, melalui penanaman vegetasi yang mendukung regenerasi alam. Selain itu, operasi pembersihan kebun sawit ilegal mencapai ratusan hektare, diikuti pemantauan ketat untuk mencegah kembalinya ancaman tersebut. Program ini tidak hanya fokus pada daratan, tetapi juga melindungi ekosistem perairan di sungai-sungai utama, yang menjadi sumber kehidupan bagi flora dan fauna endemik.
Jenis Program Konservasi dan Ekowisata di
Taman Nasional Gunung Leuser
Program Konservasi Berbasis Masyarakat
Salah satu pendekatan utama dalam pengelolaan TNGL adalah melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi. Program seperti Masyarakat Mitra Polisi Hutan dan Masyarakat Peduli Api telah berhasil mengurangi kejahatan lingkungan, seperti penebangan liar dan kebakaran hutan, hingga 90,91% antara tahun 2012 hingga 2024. Program ini memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk memantau kawasan hutan, mencegah aktivitas ilegal, dan mendukung kegiatan konservasi. Selain itu, masyarakat lokal diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan restorasi ekosistem, seperti penanaman kembali pohon di lahan yang terdegradasi. Dengan pendekatan ini, masyarakat tidak hanya menjadi pelaku konservasi, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan berkelanjutan, seperti pengelolaan ekowisata.
Ekowisata Tangkahan
Tangkahan, sebuah kawasan di TNGL, telah bertransformasi dari lokasi penebangan liar menjadi destinasi ekowisata yang terkenal. Program ekowisata di Tangkahan berfokus pada konservasi gajah sumatera dan pengelolaan hutan secara berkelanjutan. Masyarakat setempat kini mengelola kegiatan wisata, seperti tur bersama gajah, memandikan gajah, dan trekking di hutan. Program ini tidak hanya memberikan alternatif penghidupan bagi masyarakat yang sebelumnya terlibat dalam aktivitas ilegal, tetapi juga meningkatkan kesadaran wisatawan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam. Pendekatan ekowisata ini menekankan pariwisata berkelanjutan, di mana pengunjung didorong untuk menghormati satwa liar dan menjaga kebersihan lingkungan.
Program Biodiversity Conservation and Climate Protection (BCCPGLE)
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), dengan populasi sekitar 1.700 individu, menjadi pilar ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser yang dilindungi melalui pemasangan pagar listrik, rehabilitasi di Tangkahan, dan pelacakan GPS oleh KLHK untuk mengurangi konflik dengan petani dan perambahan lahan. Spesies ini berperan sebagai "insinyur ekosistem" dengan membuka jalur hutan dan menyebarkan biji, sehingga upaya pelestarian ini memastikan kelangsungan ribuan spesies lain di hutan tropis yang unik hingga malam ini pukul 08:28 PM +07.
Edukasi dan Sosialisasi Lingkungan
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan wisatawan, TNGL melaksanakan program edukasi lingkungan secara berkala. Kegiatan ini mencakup sosialisasi tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan mencegah aktivitas yang merusak hutan, seperti perambahan lahan. Organisasi lokal dan internasional bekerja sama untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat, khususnya di daerah rawan pelanggaran. Program ini juga mencakup kampanye untuk mempromosikan wisata bertanggung jawab, seperti menjaga kebersihan dan menghormati habitat satwa liar.
Program Legacy Landscapes Fund
Dikelola oleh Wildlife Conservation Society (WCS) bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Legacy Landscapes Fund di TNGL berfokus pada perlindungan spesies terancam punah dan pengelolaan kawasan konservasi yang lebih efektif. Program ini mencakup wilayah TNGL dan Unit Pengelolaan Hutan VI, dengan total luas 11.525 km². Melalui kerja sama dengan pihak-pihak seperti Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh, program ini memperkuat kemitraan multisektor untuk mendukung konservasi dan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Utama
Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Program ini bertujuan untuk melindungi spesies endemik dan terancam punah, seperti orangutan dan harimau sumatera, dengan memperkuat pemantauan dan patroli di kawasan TNGL.
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat lokal dilibatkan dalam kegiatan konservasi, seperti pemantauan hutan dan pengelolaan ekowisata, untuk memberikan alternatif penghidupan yang berkelanjutan.
Pengelolaan Risiko
Program ini mengatasi risiko sosial dan lingkungan, seperti pengelolaan lahan ilegal dan peningkatan keselamatan kerja, untuk memastikan keberlanjutan kawasan.
Dampak dan Keberhasilan
Program Legacy Landscapes Fund telah berhasil memperkuat perlindungan terhadap keanekaragaman hayati TNGL dan mengurangi ancaman seperti perambahan lahan dan perburuan ilegal. Dengan melibatkan masyarakat lokal, program ini juga memberikan manfaat ekonomi melalui kegiatan ekowisata dan pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Kerja sama multisektor yang kuat memastikan bahwa upaya konservasi sejalan dengan kebutuhan masyarakat sekitar, menciptakan keseimbangan antara pelestarian alam dan pembangunan lokal.
Tantangan dan Upaya ke Depan
Meskipun program ini menunjukkan hasil positif, tantangan seperti konflik antara manusia dan satwa liar serta ancaman aktivitas ilegal masih ada. Untuk mengatasinya, program ini terus memperkuat teknologi pemantauan, seperti penggunaan drone dan sistem informasi geografis, serta meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Visi jangka panjang adalah menjadikan TNGL sebagai model konservasi global yang tidak hanya melindungi alam, tetapi juga mendukung kesejahteraan masyarakat.
